Ayah Baju Lama Asal Anak Baju Baru Lebaran

Sebenarnya lebaran 2014 masih lama, masih sekitar 3 minggu lebih namun tak ada salahnya kan aku ngomongin soal lebaran di blog Miftahfarid.com ini . Lebaran / Idul Fitri bagi sebagian orang (khususnya anak2) mungkin menjadi ajang pamer baju baru, celana baru, sendal baru, sejadah baru, peci baru.

Entah darimana awal mulanya kebiasaan berpakaian serba baru di lebaran ini, menjelang lebaran nanti pasar-pasar hingga mall penuh sesak dengan orang yang berbubur pakaian baru untuk lebaran nanti. Mulai dari Ibu-ibu dengan anaknya (duh jadi ingat momen dulu) hingga anak-anak yang sudah berani beli pakaian sendiri. Tak ketinggalan juga para netter yang lebih memilih membeli pakaian baru untuk lebarannya via situs online semisal Zalora.

Ilustrasi Gambar Ayah & Anak : Google Image

Baju Baru ? Jujur neh, kalau ingat baju baru lebaran ini aku selalu terngiang kata-kata dari Alm Abah (red Abah = Ayah). Beliau punya kebiasaan anti mainstream yakni tak pernah ingin membeli pakaian baru apapun untuk lebaran. Beliau malah bilang "Kada papa abah pake baju buruk asal anakku bebaju hanyar" (red bahasa banjar yang kalau di terjemahkan menjadi "Gak papa ayah pake baju lusuh yang penting anaku bisa pake baju baru")

Kebetulan kondisi keuangan keluargaku bisa dibilang pas-pasan waktu itu jadi 'abah mengalah' demiku menyisihkan uangnya untukku beli pakaian baru sedangkan dia tidak beli apa-apa untuk memeriahkan lebaran. Ingat momen ini aku selalu sedih dan pengen nangis (*siapa yang motong bawang depan hidung gue???)

Mungkin beberapa tahun lalu aku masih belum menyadari pengorbanan seorang Ayah untuk anaknya,  aku cuman mikirin diri sendiri, pokoknya lebaran ya beli baju dan celana baru. Parahnya aku baru mulai menyadarinya ketika Ayahku sudah tiada. Jujur sama sekali gak kefikiran kalau untuk kita berbaju baru itu harus ada keringat harus ada pengorbanan dari orang tua kita.

Dan satu hal yang paling kusesali ialah ketika aku sudah bekerja namun aku sama sekali belum sempat membalas semua jasa-jasa beliau, termasuk membelikan ayahanda pakaian baru untuk berlebaran.

Kinipun aku menyadari ketika statusku sudah menjadi seorang ayah, tentu akupun akan bersikap seperti Alm Ayahku dulu yang ingin membahagiakan anaknya walaupun penuh perjuangan.

Jadi apa pesan moral dari curhatan Gak Jelas di blog ini ?

Satu pesanku buat kawan-kawan kawula muda yang kebetulan baca tulisan ini ? 

Sebelum kalian minta dibelikan baju baru, pastikan dulu ayah / ibu kalian sudah memiliki baju baru buat mereka sendiri. Tidak baik berbahagia mengikuti zaman diatas pengorbanan orang tua kita.

Kalau kita sudah pinter bukan bocah lagi, Pastikan orang tua kita bahagia dulu, baru kita minta kebahagian dari mereka.