Perlukah Khawatir karena Sering Radang Tenggorokan?
Radang tenggorokan sering dialami siapa pun. Tetapi, jika terlalu sering, apakah Anda perlu khawatir?
Radang tenggorokan adalah salah satu penyakit yang sering Anda alami. Biasanya karena disebabkan oleh virus. Tapi jika terlalu sering terkena radang tenggorokan, perlukah khawatir?
Pada umumnya, ketika Anda terkena radang tenggorokan, hal tersebut akan membaik dalam waktu kurang lebih sepuluh hari. Gejala penyakit ini dapat berupa gatal, nyeri, tenggorokan kering, sulit menelan, serak, demam, dan batuk.
Sementara itu, jika Anda mengalami radang tenggorokan yang berulang atau radang tenggorokan yang berlangsung dalam jangka waktu lama, itu dikenal juga dengan istilah persisten atau kronis.
Menurut dr. Sara Elise Wijono, MRes dari KlikDokter, ada banyak hal yang menyebabkan radang tenggorokan persisten, bisa karena hal sederhana atau yang mengkhawatirkan.
Beberapa penyebabnya antara lain adalah:
• Postnasal drip
Ini adalah kondisi ketika terjadi produksi lendir tebal berlebihan yang mengalir hingga ke tenggorokan. Hal ini bisa menyebabkan iritasi dan bengkak pada tenggorokan.
Postnasal drip dapat disebabkan alergi, perubahan cuaca, udara yang kering, dan makanan pedas. Gejalanya dapat berupa tenggorokan yang nyeri dan terasa gatal, bau mulut, dan sering berdeham.
Selain itu, batuk yang memburuk pada malam hari serta mual akibat banyaknya lendir masuk lambung.
• Penyakit refluks gastroesofagus
Penyakit ini bisa terjadi akibat kondisi saat katup kerongkongan melemah sehingga makanan dan asam lambung bergerak kembali ke atas. Kondisi ini dapat mengiritasi tenggorokan sehingga menyebabkan radang.
Gejala yang dapat dirasakan adalah radang tenggorokan, nyeri atau panas pada ulu hati, rasa asam di mulut, serta kesulitan menelan.
• Tonsillitis
Ini terjadi karena radang pada tonsil yang persisten. Kondisi ini sering kali disebabkan infeksi, baik bakteri maupun virus. Gejala yang dirasakan antara lain radang tenggorokan, batuk, demam, mual dan muntah, kesulitan menelan, pembengkakan kelenjar getah bening, serta sakit kepala.
• Paparan asap rokok dan polusi
Asap rokok dan polusi mengandung zat kimia berbahaya. Sementara, Anda juga dapat mengalami radang tenggorokan kronis meski hanya bertindak perokok pasif. Gejala lainnya yang bisa Anda rasakan adalah batuk, kesulitan bernapas, perburukan gejala asma, dan kerusakan paru-paru.
• Mononucleosis
Kondisi ini akibat infeksi Epstein-Barr virus (EBV). Gejalanya serupa dengan terkena flu, antara lain radang tenggorokan, demam, pembengkakan kelenjar, dan sakit kepala. Infeksi ini dapat berlangsung hingga dua bulan, tapi umumnya ringan dan akan sembuh dengan sendiri.
• Gonorea
Infeksi menular seksual yang disebabkan bakteri Neisseria gonorrhea. Walaupun lebih sering menimbulkan gejala pada kelamin, gonorea juga bisa menyebabkan radang tenggorokan kronis pada pelaku seks oral tanpa pengaman (kondom).
• Kanker tenggorokan
Kondisi ini memang jarang ditemukan, tapi bisa berakibat serius. Jika Anda adalah perokok aktif dan rutin mengonsumsi alkohol, maka risiko terkena kanker ini lebih besar.
Gejala lain yang bisa Anda rasakan adalah sulit menelan, batuk kronis, nyeri tenggorokan, perubahan suara atau serak, benjolan pada leher, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Itu adalah kondisi jika Anda terlalu sering mengalami radang tenggorokan. Ada yang bahaya, ada juga yang tidak. Perhatikan dengan baik dan periksa ke dokter jika menurut Anda sangat berbahaya.
Post a Comment